KERIS Pusaka. Pengertian pusaka : Pusaka adalah peninggalan para leluhur yang diturunkan dari Raja ke Raja yang memerintah Karaton atau Ingkang Jumeneng Nata. Sedangkan pusaka menurut konsep di luar karaton pusaka diartikan sebagai senjata. Konsep pusaka tersebut termasuk wangkingan (keris), tombak, pedang, wayang, tarian, kereta dan sebagainya.
FilterKesehatanObat - ObatanPerlengkapan MedisPerlengkapan Pesta & CraftHadiahFilm & MusikMusikRumah TanggaTamanMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 11rb+ produk untuk "keris kuningan" 1 - 60 dari 11rb+UrutkanAdKeris antik LANGKA UJUNG tarikan pintu rumah antik kuningan motif keris ukir 40cm - 1%Kab. 1AdBARANG ANTIK KERIS NOGO SOSRO BAHAN KUNINGAN UtaraANNISA 3AdHandle Pintu Rumah Asli Kuningan Model Sarung Keris 38 Cm 1%Kab. PatiBrassindo 2AdSolid brass Slemanfortem 13keris naga manten full kuningan Timurkaryaa 9Keris-semar-mesem-rajah bahan kuningan 4pendok keris bunton tatah lung lungan jogja bahan BoyolaliBarang Antik 2mendak atau wewer keris bali bahan kuningan harga antik 22pendok keris slorok jogja kemalo merah bahan ful BoyolaliBarang Antik 3
KUNINGAN(MASS)- Selain diikuti oleh incumbent Hj Henny Rosdiana SH Ssos MSi , Pilkades di Linggasana Kecamatan Cilimus diikuti tiga calon lainnya yakni Nana Guntana, Asep Hernawan dan Keris Ferdiansyah. Nama yang terkahir disebutkan merupakan kejutan besar karena datang dari kalangan generasi muda. Keris sendiri selama ini dikenal sebagai Humas di RSUD Linggajati. Kepada kuninganmass.com, []
Keris adalah sejenis pedang pendek yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Keris purba telah digunakan antara abad ke-9 dan 14. Selain digunakan sebagai senjata,keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Keris terbagi menjadi tiga bagian yaitu mata, hulu, dan sarung. Beberapa jenis keris memiliki mata pedang yang berkelok-kelok. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes. Keris sendiri sebenarnya adalah senjata khas yang digunakan oleh daerah-daerah yang memiliki rumpun Melayu atau bangsa saat ini, Keberadaan Keris sangat umum dikenal di daerah Indonesia terutama di daerah pulau Jawa dan Sumatra, Malaysia, Brunei, Thailand dan Filipina khususnya di daerah Filipina selatan Pulau Mindanao. Namun, bila dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, keberadaan keris dan pembuatnya di Filipina telah menjadi hal yang sangat langka dan bahkan hampir punah. Tata cara penggunaan keris juga berbeda di masing-masing daerah. Di daerah Jawa dan Sunda misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang. Sementara di Sumatra, Malaysia, Brunei dan Filipina, keris ditempatkan di depan. Sebenarnya keris sendiri memiliki berbagai macam bentuk, ada yang bermata berkelok kelok 7, 9 bahkan 13, ada pula yang bermata lurus seperti di daerah Sumatera. Selain itu masih ada lagi keris yang memliki kelok tunggal seperti halnya rencong di Aceh atau Badik di Sulawesi. Bagian-bagian keris Sebagian ahli tosan aji mengelompokkan keris sebagai senjata tikam, sehingga bagian utama dari sebilah keris adalah wilah bilah atau bahasa awamnya adalah seperti mata pisau. Tetapi karena keris mempunyai kelengkapan lainnya, yaitu wrangka sarung dan bagian pegangan keris atau ukiran, maka kesatuan terhadap seluruh kelengkapannya disebut keris. * Pegangan keris Pegangan keris ini bermacam-macam motifnya , untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai patung dewa, patung pedande, patung raksaka, patung penari , pertapa, hutan ,dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia .Pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung yang digunakan pada keris Riau Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti Aceh, Bangkinang Riau , Palembang, Sambas, Kutai, Bugis, Luwu, Jawa, Madura dan Sulu, keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak yaitu kayu. Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah wingking kepala bagian belakang , jiling, cigir, cetek, bathuk kepala bagian depan ,weteng dan bungkul. * Wrangka atau Rangka Wrangka, rangka atau sarung keris adalah bagian kelengkapan keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, karena bagian wrangka inilah yang secara langsung dilihat oleh umum . Wrangka yang mula-mula sebagian besar dibuat dari bahan kayu jati , cendana, timoho , kemuning, dll , kemudian sesuai dengan perkembangan zaman maka terjadi perubahan fungsi wrangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya . Kemudian bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading. Secara garis besar terdapat dua macam wrangka, yaitu jenis wrangka ladrang yang terdiri dari bagian-bagian angkup, lata, janggut, gandek, godong berbentuk seperti daun, gandar, ri serta cangkring. Dan jenis lainnya adalah jenis wrangka gayaman gandon yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat angkup, godong dan gandek. Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan menghadap raja, acara resmi keraton lainnya penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkimpoian, dll dengan maksud penghormatan. Tata cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk stagen pada pinggang bagian belakang termasuk sebagai pertimbangan untuk keselamatan raja . Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan dekat pinggang ataupun di belakang pinggang belakang. Dalam perang, yang digunakan adalah keris wrangka gayaman , pertimbangannya adalah dari sisi praktis dan ringkas, karena wrangka gayaman lebih memungkinkan cepat dan mudah bergerak, karena bentuknya lebih sederhana. Ladrang dan gayaman merupakan pola-bentuk wrangka, dan bagian utama menurut fungsi wrangka adalah bagian bawah yang berbentuk panjang sepanjang wilah keris yang disebut gandar atau antupan ,maka fungsi gandar adalah untuk membungkus wilah bilah dan biasanya terbuat dari kayu dipertimbangkan untuk tidak merusak wilah yang berbahan logam campuran Karena fungsi gandar untuk membungkus , sehingga fungsi keindahannya tidak diutamakan, maka untuk memperindahnya akan dilapisi seperti selongsong-silinder yang disebut pendok . Bagian pendok lapisan selongsong inilah yang biasanya diukir sangat indah , dibuat dari logam kuningan, suasa campuran tembaga emas , perak, emas . Untuk daerah diluar Jawa kalangan raja-raja Bugis , Goa, Palembang, Riau, Bali pendoknya terbuat dari emas , disertai dengan tambahan hiasan seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan berlian. Untuk keris Jawa , menurut bentuknya pendok ada tiga macam, yaitu 1 pendok bunton berbentuk selongsong pipih tanpa belahan pada sisinya , 2 pendok blewah blengah terbelah memanjang sampai pada salah satu ujungnya sehingga bagian gandar akan terlihat , serta 3 pendok topengan yang belahannya hanya terletak di tengah . Apabila dilihat dari hiasannya, pendok ada dua macam yaitu pendok berukir dan pendok polos tanpa ukiran. * Wilah Wilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri dari bagianbagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut dapur, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah ada puluhan bentuk dapur. Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur jangkung mayang, jaka lola , pinarak, jamang murub, bungkul , kebo tedan, pudak sitegal, dll. Pada pangkal wilahan terdapat pesi , yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan keris ukiran . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebut paksi, di Riau disebut puting, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut punting. Pada pangkal dasar keris atau bagian bawah dari sebilah keris disebut ganja untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya aring. Di tengahnya terdapat lubang pesi bulat persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya tosan aji mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga dan yoni, dimana ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut sirah cecak, bagian lehernya disebut gulu meled , bagian perut disebut wetengan dan ekornya disebut sebit ron. Ragam bentuk ganja ada bermacammacam, wilut , dungkul , kelap lintah dan sebit rontal. Luk, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang kanan-kiri, maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal ganjil dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga 3 dan terbanyak adalah luk tiga belas 13. Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris kalawija ,atau keris tidak lazim . Sejarah Asal keris Sejarah Asal keris yang kita kenal saat ini masih belum terjelaskan betul. Relief candi di Jawa lebih banyak menunjukkan ksatria-ksatria dengan senjata yang lebih banyak unsur Indianya. Keris Budha dan pengaruh India-Tiongkok Kerajaan-kerajaan awal Indonesia sangat terpengaruh oleh budaya Budha dan Hindu. Candi di Jawa tengah adalah sumber utama mengenai budaya zaman tersebut. Yang mengejutkan adalah sedikitnya penggunaan keris atau sesuatu yang serupa dengannya. Relief di Borobudur tidak menunjukkan pisau belati yang mirip dengan keris. Dari penemuan arkeologis banyak ahli yang setuju bahwa proto-keris berbentuk pisau lurus dengan bilah tebal dan lebar. Salah satu keris tipe ini adalah keris milik keluarga Knaud, didapat dari Sultan Paku Alam V. Keris ini relief di permukaannya yang berisi epik Ramayana dan terdapat tahun Jawa 1264 1342Masehi, meski ada yang meragukan penanggalannya. Pengaruh kebudayaan Tiongkok mungkin masuk melalui kebudayaan Dongson Vietnam yang merupakan penghubung antara kebudayaan Tiongkok dan dunia Melayu. Terdapat keris sajen yang memiliki bentuk gagang manusia sama dengan belati Dongson. Keris “Modern” Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit abad ke-14 dan Kerajaan Mataram baru abad ke-17-18. Pemerhati dan kolektor keris lebih senang menggolongkannya sebagai “keris kuno” dan ”keris baru” yang istilahnya disebut nem-neman muda usia atau baru . Prinsip pengamatannya adalah “keris kuno” yang dibuat sebelum abad 19 masih menggunakan bahan bijih logam mentah yang diambil dari sumber alam-tambang-meteor karena belum ada pabrik peleburan bijih besi, perak, nikel dll, sehingga logam yang dipakai masih mengandung banyak jenis logam campuran lainnya, seperti bijih besinya mengandung titanium, cobalt, perak, timah putih, nikel, tembaga dll. Sedangkan keris baru setelah abad 19 biasanya hanya menggunakan bahan besi, baja dan nikel dari hasil peleburan biji besi, atau besi bekas per sparepart kendaraan, besi jembatan, besi rel kereta api dll yang rata-rata adalah olahan pabrik, sehingga kemurniannya terjamin atau sedikit sekali kemungkinannya mengandung logam jenis lainnya. Misalkan penelitian Haryono Arumbinang, Sudyartomo dan Budi Santosa sarjana nuklir BATAN Yogjakarta pada era 1990, menunjukkan bahwa sebilah keris dengan tangguh Tuban, dapur Tilam Upih dan pamor Beras Wutah ternyata mengandung besi fe , arsenikum warangan dan Titanium Ti, menurut peneliti tersebut bahwa keris tersebut adalah ”keris kuno” , karena unsur logam titanium ,baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi, banyak digunakan sebagai alat transportasi modern pesawat terbang, pesawat luar angkasa ataupun roket, jadi pada saat itu teknologi tersebut belum hadir di Indonesia. Titanium banyak diketemukan pada batu meteorit dan pasir besi biasanya berasal dari daerah Pantai Selatan dan juga Sulawesi. Dari 14 keris yang diteliti , rata-rata mengandung banyak logam campuran jenis lain seperti cromium,stanum, stibinium, perak, tembaga dan seng, sebanyak 13 keris tersebut mengandung titanium dan hanya satu keris yang mengandung nikel. Keris baru dapat langsung diketahui kandungan jenis logamnya karena para Mpu pengrajin keris membeli bahan bakunya di toko besi, seperti besi, nikel, kuningan dll. Mereka tidak menggunakan bahan dari bijih besi mentah misalkan diambil dari pertambangan atau batu meteorit , sehingga tidak perlu dianalisis dengan isotop radioaktif. Sehingga kalau ada keris yang dicurigai sebagai hasil rekayasa , atau keris baru yang berpenampilan keris kuno maka penelitian akan mudah mengungkapkannya. Keris Pusaka terkenal Keris Mpu Gandring Keris Pusaka Setan Kober Keris Kyai Sengkelat Keris Pusaka Nagasastra Sabuk Inten Keris Kyai Carubuk Keris Kyai Condong Campur sumber
Terbuatdari bahan kuningan asli yang tidak mudah berkarat, menjadikan Keris Semar ini bisa anda simpan di dompet, almari atau laci meja anda. Cara Menggunakan Keris Semar Kuning. Anda cukup menyimpan keris ini dengan baik, bisa di dalam dompet (karena bentuknya sangat kecil), bisa di laci meja kerja anda, laci meja rias / meja kamar, di
Bukantosanaji bukan keris," beber Hidayat kepada detikcom Jumat (5/3/2021). "Terus itu dari bahan kuningan. Lihat detilnya ada ada yang godho, ada yang jimat keris yang kecil-kecil, ada yang
Lalu ada 1 batang Logam Kuningan Cap Soekarno berat 410 Gram, Keris kecil lekuk 5 sebanyak 1 buah, Batu Arca 1 buah, Panca Datu, Badong Prada Emas dan uang kepeng 225 Keping asli Bali. "Walaupun tercatatkan itu dari kuningan, namun sejak jaman dahulu, leluhur kami menyatakan benda tersebut adalah emas murni," katanya. Perbesar.
Cobalihat katalog mendak keris model harganya mulai Rp 1.900 tersebar di berbagai toko online, bandingkan jual Mendak Keris Model ori dan Mendak Keris Model kw dengan harga murah Kujang Kuningan Kecil Ukir [ Lihat Gambar Lebih Besar ] Rp 29.000: Mendak Keris Paling [ Lihat Gambar Lebih Besar ] Rp 75.000: Pendok Keris Bahan Full [ Lihat
Olehkarana itu, keris lazim dipakai orang di Riau, Bugis, Jawa dan Bali sebagai yakni hanya sekitar 16 - 18 cm. Tetapi, keris yang dibuat orang amat kecil dan pendek, misalnya hanya 12 cm, atau bahkan ada yang lebih kecil dari ukuran Fullpen, tidak dapat digolongkan sebagai keris, melainkan keris yang dibuat dari kuningan, seng, dan
Besikuning merupakan sarana mistik-spiritual yang bisa Anda gunakan sebagai pendorong spiritual manfaat pagar (perlindungan) gaib, keselamatan, kekebalan, dan kewibawaan. Secara fisik, media spritual yang juga disebut dengan wesi kuning ini, mempunyai bentuk mirip kepompong berwarna emas. Ada pula yang mengungkapkan besi kuning mirip gulungan
Itulahsebabnya beberapa ahli budaya menyebutkan, keris adalah budaya Nusantara. Keris tertua dibuat di Pulau Jawa, diduga sekitar abad ke-6 atau ke-7. Di kalangan penggemarnya, keris buatan masa itu disebut keris Buda.Sesuai dengan kedudukannya sebagai sebuah karya awal sebuah budaya, bentuknya masih sederhana.
ovQpx. ywmoqi55p5.pages.dev/236ywmoqi55p5.pages.dev/454ywmoqi55p5.pages.dev/757ywmoqi55p5.pages.dev/496ywmoqi55p5.pages.dev/139ywmoqi55p5.pages.dev/459ywmoqi55p5.pages.dev/171ywmoqi55p5.pages.dev/10ywmoqi55p5.pages.dev/746ywmoqi55p5.pages.dev/576ywmoqi55p5.pages.dev/104ywmoqi55p5.pages.dev/525ywmoqi55p5.pages.dev/787ywmoqi55p5.pages.dev/38ywmoqi55p5.pages.dev/293
kegunaan keris kecil kuningan